Rabu, 23 Januari 2013

Studi Greater Jakarta Mulai Digarap Mei


 Pemerintah menyatakan, Indonesia dan Jepang telah menyepakati pelaksanaan proyek Greater Jakarta dalam program Metropolitan Priority Area (MPA). Salah satu butir kesepakatan adalah pelaksanaan studi rencana induk (master plan) yang akan dimulai pada Mei dan selesai setahun kemudian.

"Kami menghargai tingginya komitmen pemerintah Jepang mensukseskan kerja sama RI-Jepang dalam proyek MPA. Walaupun di tengah kesulitan yang dihadapi Jepang di negerinya. Komitmen ini menunjukkan betapa besar perhatian dan keinginan untuk mensukseskan kerja sama ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa usai pertemuan Steering Committee of the MPA for Investment and Industry di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 17 Maret 2011.

Dalam pertemuan itu, kedua pihak menyepakati tiga poin pokok dalam pelaksanaan proyek pengembangan kota metropolitan DKI Jakarta. Kesepakatan pertama yaitu penetapan sejumlah proyek yang harus segera dituntaskan berkaitan Greater Jakarta, termasuk proyek pengembangan lain di di kawasan Jabodetabek.

Proyek yang akan ditindaklanjuti itu di antaranya infrastruktur, transportasi, pengembangan pelabuhan, bandar udara, pengembangan pembangkit listrik, penyediaan air bersih, dan penanganan limbah.

Kesepakatan kedua yang dihasilkan adalah pelaksanaan studi master plan MPA yang akan dimulai Mei tahun ini. Studi diperkirakan membutuhkan waktu selama satu tahun.

Nantinya, dalam studi tersebut akan dihasilkan juga rencana pembiayaan melalui skema kerja sama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP) yang melibatkan sejumlah perusahaan swasta baik dari Jepang maupun Indonesia. Jepang juga direncanakan menyediakan pendanaan melalui skema ODA (Official Development Assistance).

Terakhir, kedua pihak menyepakati dilakukannya pertemuan high level consultation yang dijadwalkan berlangsung bulan ini. Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia akan mempublikasikan peraturan-peraturan baru di Indonesia di antaranya yang berkaitan dengan perpajakan, kepabeanan, percepatan masuknya investasi langsung modal asing, serta hambatan-hambatan dalam investasi.

Alasan Macet
Hatta juga menceritakan keinginan pemerintah mempercepat program Greater Jakarta. Keinginan tersebut disampaikan setelah Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Makiko Kukita, harus mengalami parahnya kemacetan di Jakarta.

"Pas macet-macetnya Jakarta, dia (wakil menlu Jepang) lewat. Saya bilang, itulah pentingnya Grater Jakarta ini," kata Hatta.

Hatta menambahkan, kemacetan yang dialami mitra bisnis pemerintah dari Jepang itu terjadi ketika delegasi Jepang terlambat menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa.

Sesuai jadwal, delegasi Jepang seharusnya menemui menlu Indonesia pada pukul 06.00 WIB. Namun, akibat kemacetan yang terjadi, rombongan pejabat Jepang itu baru sampai di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB. "Saya baru tiba jam 07.00 WIB lebih karena macet sekali," ujar Hatta menirukan Makiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar