Kamis, 07 Februari 2013

Yusuf Supendi Tantang Elite PKS Bersumpah Mati


Pendiri Partai Keadilan (PK), Yusuf Supendi, menantang sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mubahalah (sumpah mati) membuktikan tudingannya selama ini kepada petinggi partai dengan nomor urut 3 pada Pemilu 2014 mendatang.

"Kepada Salim Segaf, Hilmi Aminuddin, Tifatul Sembiring, Untung Wahono, Surahman, Anis Matta dan yang sedang ada di Guntur (Luthfi Hasan) (saya meminta) untuk melakukan mubahalah (sumpah mati), untuk memastikan bohong atau tidak. Kalau tanpa itu tidak akan selesai," kata Yusuf Supendi dalam sebuah diskusi bertajuk di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 3 Februari 2013.

Menurut Yusuf, para petinggi itu diminta untuk memberikan penyataan yang benar bahwa PKS tidak pernah dinyatakan sebagai partai terbuka pada Musyawarah Nasional (Munas) PKS di Bali pada Februari 2008. Saat itu, kata Yusuf, PKS hanya menyatakan komitmennya sebagai partai dakwah yang tidak bergantung pada jumlah kursi di parlemen.

Saat itu kata Yusuf, dewan pimpinan tinggi partai yang ditandatangani Tifatul Sembiring, Surahman, Salim Segaf dan Untung Wahono menyatakan Majelis Syuro tidak pernah memutuskan PKS sebagai partai terbuka. Akan tetapi pada 29 Juni 2008, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin tiba-tiba secara sepihak menyatakan PKS sebagai partai terbuka dan didekarasikan di Bali.

"Ini jelas bohong. Ini manipulasi, kebohongan, kedustaan, kebohongan publik karena dalam Majelis Syuro manapun, tidak pernah dinyatakan sebagai partai terbuka," kata Yusuf.

Tanpa ketegasan sebagai partai dakwah, Yusuf menambahkan masa depan PKS akan suram pada Pemilu 2014. "Perlu dicatat, nasib PKS 2014 itu kalau nggak bubar, ya punah. Itu pertanyaannya. Karena kondisi 3,5 persen itu sangat berat, karena di Banten tinggal sepertiga suara, Jakarta 11,6 persen," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar